
Posted at
5 Aktivitas Sehari-Hari yang Diam-Diam Jadi Sumber Big Data – Bahaya Nggak Sih?
Pernah nggak sih kamu ngerasa seperti "diawasi" di internet? Baru aja searching soal "kemeja putih oversize", eh tiba-tiba semua media sosial dan e-commerce rame ngasih rekomendasi yang mirip. Atau, kamu sering dengerin lagu galau tiap malam, lalu Spotify langsung bikinin playlist “Sad Girl Hours”?
Tenang, kamu nggak sendirian. Semua itu terjadi karena aktivitas digital kamu diam-diam menjadi bagian dari yang disebut Big Data. Nah, sebenarnya apa sih big data itu? Bahaya nggak kalau data kita dikumpulin terus?
Di artikel ini, kita bakal bahas:
- Apa itu Big Data
- 5 aktivitas harian yang tanpa sadar menyumbang Big Data
- Manfaat dan risiko dari penggunaan data kita
- Tips supaya tetap aman di dunia digital
Apa Itu Big Data?
Big Data adalah sekumpulan data dalam jumlah besar dan terus bertambah setiap detik. Data ini bisa berupa teks, gambar, video, lokasi, bahkan waktu kamu klik sesuatu di layar. Big data diolah oleh perusahaan dan platform digital untuk memahami kebiasaan penggunanya, memprediksi perilaku, hingga memberikan rekomendasi yang lebih personal.
5 Aktivitas Harian yang Diam-Diam Jadi Sumber Big Data
1. Posting di Instagram
Menurut datareportal.com, pengguna Instagram di Indonesia mencapai 100,9 juta di tahun 2024. Setiap foto, caption, hashtag, lokasi, dan reel yang kamu upload menjadi bagian dari big data.
Contohnya:
- Lokasi posting bisa dianalisis untuk tren wisata.
- Caption bisa digunakan untuk sentiment analysis.
- Interaksi (like, share, save) membantu algoritma mengenal minat kamu.
2. Tweet di X (Twitter)
Suka ngetweet tentang drama Korea atau politik? Algoritma X menyimpan dan mempelajari tweet kamu. Hasilnya? Explore kamu penuh dengan konten serupa.
Data yang dikumpulkan:
- Isi tweet
- Hashtag
- Akun yang kamu ikuti atau mention
- Jam aktif kamu
3. Belanja Online
Cuma ngetik “sepatu running cewek”, semua platform tiba-tiba rame ngasih rekomendasi? Itulah kekuatan big data.
Data pencarian dan klik kamu disimpan dan digunakan oleh:
- Mesin rekomendasi (rekomendasi produk)
- Algoritma iklan (menyesuaikan iklan yang tampil)
- Analisis pasar oleh e-commerce
4. Nonton di Netflix
Netflix tahu kamu lebih suka film horor dibanding drama romantis. Kok bisa? Karena setiap klik, cover yang kamu lihat, durasi nonton, dan bahkan saat kamu nge-skip film, semuanya tercatat.
Hasilnya:
- Rekomendasi tontonan makin personal
- Netflix bisa memproduksi konten sesuai tren penonton
5. Dengerin Spotify
Kamu dengerin lagu galau tiap malam? Spotify: "Noted".
Spotify menyimpan:
- Lagu yang kamu dengar
- Genre favorit
- Waktu paling sering kamu dengerin musik
Dari situ, Spotify bisa bikin playlist khusus, rekomendasi artis baru, bahkan menyusun Spotify Wrapped setiap akhir tahun.
Bahaya Nggak Kalau Data Kita Dikumpulin?
Manfaat Big Data
Big data nggak selalu menyeramkan, kok. Kalau dikelola dengan baik, data bisa membawa manfaat besar, seperti:
- Rekomendasi konten dan produk yang relevan
- Iklan yang lebih tepat sasaran
- Prediksi kebutuhan pengguna
- Riset pasar dan pengembangan layanan baru
Risiko Big Data
Tapi tentu saja, ada sisi gelapnya:
- Kebocoran data pribadi
- Penyalahgunaan data oleh pihak tak bertanggung jawab
- Targeted ads yang berlebihan dan mengganggu
- Profiling tanpa izin pengguna
Jadi, Bahaya atau Nggak?
Jawabannya: bisa dua-duanya.
- Tidak bahaya: Kalau data kamu dikelola dengan aman, penggunaannya bisa sangat bermanfaat buat kamu maupun perusahaan.
- Bahaya: Kalau datanya bocor atau disalahgunakan
Tips Supaya Nggak Jadi Korban Data
Supaya kamu tetap aman dalam dunia digital yang penuh jejak data ini, berikut beberapa tips sederhana tapi penting:
- Aktifkan 2FA (Two-Factor Authentication)
Tambahan lapisan keamanan selain password. - Cek izin aplikasi secara berkala
Hapus akses yang tidak perlu, terutama untuk kamera, lokasi, dan mikrofon. - Jangan asal isi data di website
Pastikan situsnya aman (https://) dan terpercaya. - Logout akun dari perangkat umum
Jangan biarkan akunmu tetap login di komputer warnet atau laptop teman. - Gunakan password unik & kuat
Jangan pakai “123456” atau tanggal lahir, ya…..
Big data adalah kenyataan yang tak terhindarkan di era digital. Aktivitas harian kita di media sosial, e-commerce, dan platform streaming semuanya ikut menyumbang data yang sangat besar. Tapi, bukan berarti kamu harus paranoid.
Kuncinya adalah melek digital: tahu apa yang kamu bagikan, dan tahu bagaimana cara melindungi data kamu.
Jadi, yuk mulai jadi pengguna internet yang cerdas dan sadar data. Karena di balik kenyamanan digital, ada tanggung jawab digital juga.
Sumber: